jenis-jenis sapi perah
2. Bulu ujung ekor berwarna putih.
3. Bulu bagian bawah dari carpus (bagian kaki) berwarna putih atau hitam dari atas turun ke bawah.
4. Mempunyai ambing yang kuat dan besar.
5. Tenang, jinak sehingga mudah dikuasai.
6. Berat sapi jantan1.000 kg dan sapi betina 650 kg.
7. Lambat menjadi dewasa.
8. Sapi tidak tahan panas, namun mudah untuk beradaptasi.
9. Pada dahinya terdapat warna putih berbentuk segitiga.
10. Kepala panjang dan sempit dengan tanduk pendek dan menjurus ke depan.
11. Pada jenis Brown Holstein, bulunya berwarna coklat atau merah dengan putih.
Sapi Friesian Holstein merupakan jenis sapi perah dengan kemampuan produksi susu tertinggi dengan kadar lemak lebih rendah dibandingkan bangsa sapi perah lainya. Produksi susu sapi perah Friesian Holstein di negara asalnya mencapai 6.000-8.000 kg/ekor/laktasi, di Inggris sekitar 35% dari total populasi sapi perah dapat mencapai 8.069 kg/ekor/laktasi.
Sapi perah Friesian Holstein masuk ke Indonesia dibawa oleh Hindia Belanda pada tahun 1891-1893 dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sapi perah lokal. Sapi perah Friesian Holstein murni telah ada di Jawa Barat sejak tahun 1900, tepatnya di daerah Cisarua dan Lembang. Dari kedua daerah inilah sapi perah Friesian Holstein kemudian menyebar ke beberapa daerah di Jawa Barat.
Sayangnya, produksi susu yang dihasilkan oleh sapi perah Friesian Holstein di Indonesia ternyata lebih rendah, berkisar antara 3000-4000 liter per laktasi. Produksi rata-rata sapi perah di Indonesia hanya mencapai 10,7 liter per ekor per hari (3.264 liter per laktasi).
Susu, adalah hasil akhir dari rangkaian proses fisiologis yang kompleks dan berulang sehingga terjadi banyak macam interaksi yang berperan dalam menentukan produksi susu. Interaksi yang mempengaruhi produksi susu di antaranya hereditas dan lingkungan.
Faktor lingkungan memegang peranan penting terhadap proses fisiologis dalam tubuh ternak sehingga pada gilirannya akan mempengaruhi kapasitas produksi susu. Pada daerah tropis produksi yang dihasilkan bergantung pada :
1. Teknis pemeliharaan.
2. Kualitas pakan.
3. Ketinggian tempat sapi tersebut dipelihara (iklim).
4. pembibitan (pemilihan pembibitan dara dan pemilihan pembibitan pejantan).
B. Jersey Cow
Ciri khas dari sapi Jersey adalah :
1. Warna
Warna bulu pada sapi Jersey lebih bervariasi, terdapat sapi dengan warna kuning kecoklatan hingga hitam keabu – abuan.
Ada juga sapi yang memiliki warna bulu kuning keputihan hingga warna kuning jelas.
Bulu dibagian ujung ekor memiliki warna hitam atau putih.
Moncongnya berwarna hitam dengan lingkaran berwarna terang, cenderung putih.
2. Berat Badan
Sapi Jersey merupakan sapi denan ukuran terkecil untuk bangsa sapi perah.
Berat badan untuk sapi betina dewasa sekitar 400 – 550 kg, sedangkan untuk sapi jantan dewasa berat badanya sekitar 600 – 800 kg.
3. Struktur Tubuh
Bentuk badannya merupakan bentuk badan terbaik untuk golongan sapi perah.
Ambingya besar, tanduk panjang yang melengkung ke depan, kecil dibagian pangkal dan lancip pada bagian ujungnya.
4. Sifat
Sapi Jersey memiliki sifat yang cepat gelisah dan sensitif.
Bisa menyesuaikan diri pada kondisi padang rumput yang baik maupun yang kurang baik.
Sapi jantan tidak liar dan mudah dijinakan.
5. Kemampuan Merumput
Kemampuannya merumput di padang ruput merupakan yang terbaik dari bangsa sapi lainnya. Sapi Jersey mampu menyesuaikan diri pada padang rumput yang terburuk sekalipun.
Tahan terhadap panas yang tinggi dan memiliki sifat yang aktif saat merumput.
6. Kemampuan Reproduksi dan Produksi
Sebagai sapi perah, produksi susu oleh sapi Jersey merupakan produksi terendah. Sapi Jersey hanya mampu menghasilkan sapi kurang dari 4. 000 liter per laktasi.
Sedangkan untuk kemampuan bereproduksi, sapi Jersey menghasilkan anak – anak sapi dengan berat rata – rata 25 – 30 kg.
Dan baru melakukan reproduksi pada saat mencapai umur 24 – 26 bulan.
Dengan pertumbuhan anak yang lambat jika dibandingkan pertumbuhan anak – anak sapi dari bangsa sapi perah sub – tropis lainnya. (nn)
C. Sapi Sahiwal cross
Warna
mereka dapat berkisar dari cokelat kemerahan hingga lebih merah
dominan, dengan jumlah yang bervariasi dari putih di leher, dan garis
bawah. Pada laki-laki warna gelap menuju ekstremitas, seperti kepala, kaki dan ekor. Laki-laki memiliki punuk besar; mereka memiliki ketinggian di withers dari 136 dan 120 cm untuk pria dan wanita, masing-masing.Sebuah biasanya berwarna merah Sahiwal berkembang biak
Hal ini tik-tahan, panas-toleran dan terkenal karena resistensi yang tinggi terhadap parasit, baik internal maupun eksternal. Sapi rata-rata 2.270 kg susu selama menyusui sementara menyusui anak sapi dan hasil susu lebih tinggi telah direkam. Seperti sapi, mereka umumnya jinak dan lesu, membuat mereka lebih berguna untuk bekerja lambat.
The Sahiwal adalah pemerah terberat dari semua keturunan Zebu dan menampilkan ambing berkembang dengan baik. Sahiwals menunjukkan kemampuan untuk Sire kecil, betis cepat tumbuh dan dicatat untuk tahan banting mereka di bawah kondisi iklim yang tidak menguntungkan. Karakteristik lainnya meliputi:
Hasil susu tinggi
Centang dan parasit resistensi
Panas toleran
Kemudahan calving
Tahan kekeringan
Penggembungan toleran
Baik temperamen
D. Ayrshire cow
The Ayrshire dianggap berkembang biak menengah oleh organisasi konservasi yang paling dan asosiasi berkembang biak. rata-rata individu dewasa memiliki berat lebih dari £ 1200 (540 kg) produksi susu mereka bisa mencapai £ 20.000 (9.100 kg). atau lebih per tahun.
Sapi Ayrshire biasanya merah dan berwarna putih. Warna merah dapat bervariasi dari yang sangat mendalam untuk lebih terang; menurut Asosiasi AS Ayrshire Peternak ', "[t] di sini adalah tidak ada diskriminasi atau registri pembatasan pola warna untuk Ayrshires." [8] Betis biasanya disurvei untuk mengurangi cedera ternak lain dan penangan manusia. Jika mereka tidak disurvei, tanduk mereka bisa tumbuh hingga 30 cm (12 in) panjangnya. Karena lingkungan mereka asli Dataran Tinggi Skotlandia, mereka biasanya kuat dan mudah beradaptasi dengan berbagai metode pertanian. Dibandingkan dengan keturunan susu lainnya, seperti Holstein-Friesian, Ayrshires biasanya mampu bertahan meskipun kurang pakan dan tanah yang kurang subur.
E. Brown swiss
Brown Swiss adalah jenis sapi perah yang menghasilkan kuantitas terbesar kedua susu per tahun, lebih dari 9.000 kg (£ 20.000). [1] Susu mengandung rata-rata 4% lemak susu dan 3,5% protein, membuat baik susu mereka untuk produksi keju. Brown Swiss dikenal untuk periode kehamilan yang lama, ukuran besar, telinga berbulu besar, dan temperamen yang sangat jinak. Apapun, Brown Swiss cukup berkembang biak tangguh ternak; mereka kuat dan mampu hidup dari dengan sedikit perawatan atau pakan.
A. friesian holstein
mempunyai karakteristik yang berbeda dengan jenis sapi lainnya. berikut adalah beberapa karakteristik sapi perah Friesian Holstein.
1. Bulunya berwarna hitam dengan bercak putih.2. Bulu ujung ekor berwarna putih.
3. Bulu bagian bawah dari carpus (bagian kaki) berwarna putih atau hitam dari atas turun ke bawah.
4. Mempunyai ambing yang kuat dan besar.
5. Tenang, jinak sehingga mudah dikuasai.
6. Berat sapi jantan1.000 kg dan sapi betina 650 kg.
7. Lambat menjadi dewasa.
8. Sapi tidak tahan panas, namun mudah untuk beradaptasi.
9. Pada dahinya terdapat warna putih berbentuk segitiga.
10. Kepala panjang dan sempit dengan tanduk pendek dan menjurus ke depan.
11. Pada jenis Brown Holstein, bulunya berwarna coklat atau merah dengan putih.
Sapi Friesian Holstein merupakan jenis sapi perah dengan kemampuan produksi susu tertinggi dengan kadar lemak lebih rendah dibandingkan bangsa sapi perah lainya. Produksi susu sapi perah Friesian Holstein di negara asalnya mencapai 6.000-8.000 kg/ekor/laktasi, di Inggris sekitar 35% dari total populasi sapi perah dapat mencapai 8.069 kg/ekor/laktasi.
Sapi perah Friesian Holstein masuk ke Indonesia dibawa oleh Hindia Belanda pada tahun 1891-1893 dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sapi perah lokal. Sapi perah Friesian Holstein murni telah ada di Jawa Barat sejak tahun 1900, tepatnya di daerah Cisarua dan Lembang. Dari kedua daerah inilah sapi perah Friesian Holstein kemudian menyebar ke beberapa daerah di Jawa Barat.
Sayangnya, produksi susu yang dihasilkan oleh sapi perah Friesian Holstein di Indonesia ternyata lebih rendah, berkisar antara 3000-4000 liter per laktasi. Produksi rata-rata sapi perah di Indonesia hanya mencapai 10,7 liter per ekor per hari (3.264 liter per laktasi).
Susu, adalah hasil akhir dari rangkaian proses fisiologis yang kompleks dan berulang sehingga terjadi banyak macam interaksi yang berperan dalam menentukan produksi susu. Interaksi yang mempengaruhi produksi susu di antaranya hereditas dan lingkungan.
Faktor lingkungan memegang peranan penting terhadap proses fisiologis dalam tubuh ternak sehingga pada gilirannya akan mempengaruhi kapasitas produksi susu. Pada daerah tropis produksi yang dihasilkan bergantung pada :
1. Teknis pemeliharaan.
2. Kualitas pakan.
3. Ketinggian tempat sapi tersebut dipelihara (iklim).
4. pembibitan (pemilihan pembibitan dara dan pemilihan pembibitan pejantan).
B. Jersey Cow
Ciri khas dari sapi Jersey adalah :
1. Warna
Warna bulu pada sapi Jersey lebih bervariasi, terdapat sapi dengan warna kuning kecoklatan hingga hitam keabu – abuan.
Ada juga sapi yang memiliki warna bulu kuning keputihan hingga warna kuning jelas.
Bulu dibagian ujung ekor memiliki warna hitam atau putih.
Moncongnya berwarna hitam dengan lingkaran berwarna terang, cenderung putih.
2. Berat Badan
Sapi Jersey merupakan sapi denan ukuran terkecil untuk bangsa sapi perah.
Berat badan untuk sapi betina dewasa sekitar 400 – 550 kg, sedangkan untuk sapi jantan dewasa berat badanya sekitar 600 – 800 kg.
3. Struktur Tubuh
Bentuk badannya merupakan bentuk badan terbaik untuk golongan sapi perah.
Ambingya besar, tanduk panjang yang melengkung ke depan, kecil dibagian pangkal dan lancip pada bagian ujungnya.
4. Sifat
Sapi Jersey memiliki sifat yang cepat gelisah dan sensitif.
Bisa menyesuaikan diri pada kondisi padang rumput yang baik maupun yang kurang baik.
Sapi jantan tidak liar dan mudah dijinakan.
5. Kemampuan Merumput
Kemampuannya merumput di padang ruput merupakan yang terbaik dari bangsa sapi lainnya. Sapi Jersey mampu menyesuaikan diri pada padang rumput yang terburuk sekalipun.
Tahan terhadap panas yang tinggi dan memiliki sifat yang aktif saat merumput.
6. Kemampuan Reproduksi dan Produksi
Sebagai sapi perah, produksi susu oleh sapi Jersey merupakan produksi terendah. Sapi Jersey hanya mampu menghasilkan sapi kurang dari 4. 000 liter per laktasi.
Sedangkan untuk kemampuan bereproduksi, sapi Jersey menghasilkan anak – anak sapi dengan berat rata – rata 25 – 30 kg.
Dan baru melakukan reproduksi pada saat mencapai umur 24 – 26 bulan.
Dengan pertumbuhan anak yang lambat jika dibandingkan pertumbuhan anak – anak sapi dari bangsa sapi perah sub – tropis lainnya. (nn)
C. Sapi Sahiwal cross
Hal ini tik-tahan, panas-toleran dan terkenal karena resistensi yang tinggi terhadap parasit, baik internal maupun eksternal. Sapi rata-rata 2.270 kg susu selama menyusui sementara menyusui anak sapi dan hasil susu lebih tinggi telah direkam. Seperti sapi, mereka umumnya jinak dan lesu, membuat mereka lebih berguna untuk bekerja lambat.
The Sahiwal adalah pemerah terberat dari semua keturunan Zebu dan menampilkan ambing berkembang dengan baik. Sahiwals menunjukkan kemampuan untuk Sire kecil, betis cepat tumbuh dan dicatat untuk tahan banting mereka di bawah kondisi iklim yang tidak menguntungkan. Karakteristik lainnya meliputi:
Hasil susu tinggi
Centang dan parasit resistensi
Panas toleran
Kemudahan calving
Tahan kekeringan
Penggembungan toleran
Baik temperamen
D. Ayrshire cow
The Ayrshire dianggap berkembang biak menengah oleh organisasi konservasi yang paling dan asosiasi berkembang biak. rata-rata individu dewasa memiliki berat lebih dari £ 1200 (540 kg) produksi susu mereka bisa mencapai £ 20.000 (9.100 kg). atau lebih per tahun.
Sapi Ayrshire biasanya merah dan berwarna putih. Warna merah dapat bervariasi dari yang sangat mendalam untuk lebih terang; menurut Asosiasi AS Ayrshire Peternak ', "[t] di sini adalah tidak ada diskriminasi atau registri pembatasan pola warna untuk Ayrshires." [8] Betis biasanya disurvei untuk mengurangi cedera ternak lain dan penangan manusia. Jika mereka tidak disurvei, tanduk mereka bisa tumbuh hingga 30 cm (12 in) panjangnya. Karena lingkungan mereka asli Dataran Tinggi Skotlandia, mereka biasanya kuat dan mudah beradaptasi dengan berbagai metode pertanian. Dibandingkan dengan keturunan susu lainnya, seperti Holstein-Friesian, Ayrshires biasanya mampu bertahan meskipun kurang pakan dan tanah yang kurang subur.
E. Brown swiss
Brown Swiss adalah jenis sapi perah yang menghasilkan kuantitas terbesar kedua susu per tahun, lebih dari 9.000 kg (£ 20.000). [1] Susu mengandung rata-rata 4% lemak susu dan 3,5% protein, membuat baik susu mereka untuk produksi keju. Brown Swiss dikenal untuk periode kehamilan yang lama, ukuran besar, telinga berbulu besar, dan temperamen yang sangat jinak. Apapun, Brown Swiss cukup berkembang biak tangguh ternak; mereka kuat dan mampu hidup dari dengan sedikit perawatan atau pakan.